Re:L

Script Writing: 01 Mengenal Kepenulisan Naskah

Script writing atau penulisan naskah terkadang disebut juga penulisan skenario termasuk ke dalam aktivitas pada tahap praproduksi. Tahap praproduksi meliputi:

  • Penciptaan ide;
  • Menyiapkan peralatan produksi; serta
  • Persiapan aktivitas produksi itu sendiri.

Script Writer

Kegiatan script writing dikerjakan oleh seorang script writer, kegiatannya sendiri mengolah ide/brief/materi/modul menjadi bahan untuk dilakukan visualisasi dalam bentuk video/film. Seorang script writer diharuskan memiliki kemampuan membaca yang baik. Karena dengan kebiasaan membaca, seorang script writer mampu dengan mudah mengubah ide-ide tadi menjadi sebuah tulisan karena kita sudah memiliki bekal referensi kosa kata yang banyak.

Memiliki Perbendaharaan Kata Yang Baik

Seorang script writer akan lebih baik lagi jika menguasai perbendaharaan kata yang baik, tau ejaan-ejaan yang benar(jika bahasa Indonesia bisa gunakan KBBI) agar pembaca script atau naskah tidak perlu bertanya ulang apa maksud dari naskah yang script writer tulis. Selain itu, dengan memiliki perbendaharaan kata yang baik seorang script writer juga tidak mudah terkena writers block yang mana kesulitan untuk meneruskan kembali jalan cerita karena kekurangan referensi atau ide serasa habis.


Keterampilan Seorang Penulis Naskah

1. Kemampuan menulis
Seorang script writer sudah pasti harus memiliki kemampuan untuk menulis(dalam jangka waktu yang lama). Memang semua orang bisa menulis, namun untuk bisa tahan lama memandang kursor berkedip microsoft word dan mengeluarkan ide, memilih perbendaharaan kata, hingga menyusun kalimat dari ide abstrak, belum tentu.

2. Mampu mengobservasi lingkungan sekitar
Sebagai script writer akan lebih baik jika dapat memahami bagaimana cara berkomunikasi berdasarkan gender(pria dan wanita), pekerjaan, status sosial, dll. Selain itu juga lebih peka terhadap aktivitas sosial, semisal: apa saja yang orang-orang lakukan ketika di taman; bagaimana gambaran aktivitas orang-orang jika di rumah sakit atau di bank; apa saja yang bisa kita temui ketika berada di rumah sakit.

3. Memiliki kebiasaan membaca
Tidak hanya menulis naskah, semua jenis penulisan pasti mengharuskan kita untuk memiliki kebiasaan membaca. Dengan begitu kita dapat mengerti bagaimana alur dari sebuah tulisan yang dapat menarik minat pembaca, memberikan pemahaman akan suatu kondisi/peristiwa, bahkan memberikan inspirasi baru.

4. Mampu mengolah gaya bahasa
Menyambung dengan poin ke-2, gaya bahasa ditentukan sesuai dengan di mana letak kepentingan suatu cerita. Apabila cerita berlatar cafe dengan karakter bersama teman-teman tentu gaya bahasa yang digunakan santai/casual. Sedangkan jika berada di kantor dengan keadaan sedang rapat dengan direksi tentu gaya bahasa yang digunakan lebih formal.


Tulisan di atas diambil berdasarkan pengalaman pribadi sebagai script writer selama 1 tahun untuk keperluan video pembelajaran di perusahaan. Selain itu tulisan ini juga mengambil beberapa referensi mengenai bidang pekerjaan script writer dari internet.